Cinta Buta ? No Way-lah ...

Jatuh cinta memang sesuatu yang indah bagi yang sedang mengalami. Ada banyak alasan yang membuat seseorang jatuh cinta. Prosesnya pun macam-macam. Ada yang terpesona pada pandangan pertama, sampai-sampai nggak mampu menyebutkan alasan sesungguhnya. Ada juga cinta yang tumbuh karena terbiasa bersama. Lalu, bisa juga kita jatuh cinta karena nggak ada pilihan lain, seperti CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali).

Semua yang disebut di atas normal-normal saja, sih, cuma kita harus ingat bahwa jatuh cinta kadang mengundang kabut tebal yang menutupi akal sehat seseorang. Saat kita menyukai seseorang, segala hal yang kita lakukan atas pertimbangan yang namanya ‘cinta’. Sebaiknya, jangan terburu-buru melakukan hal berlebihan, karena jika terlalu cepat jatuh cinta, kita akan dibutakan oleh cinta itu sendiri. Ada beberapa ciri virus cinta buta, antara lain ...

• Selalu menelepon dan mengirim SMS
  
  Setiap menit kita selalu menghujaninya dengan telepon dan SMS. Tahu, nggak ? Hal itu malah bakal bikin dia ngerasa jengah dan terganggu. Hasilnya, dia bakal meninggalkan kita dan hal itu pasti lebih menyakitkan, kan ?


• Membanjirinya dengan hadiah
  
  Kita sering sekali memberikan hadiah yang besar dan mahal untuknya, walau sebenarnya uang atau hadiah-hadiah itu nggak akan bisa membeli cinta.


• Menyebut dia pacar kita
  
  Mungkin kita sering jalan bareng bersamanya sampai-sampai sudah menganggapnya sebagai pacar. Kebutuhan akan rasa aman terkadang membuat seseorang terburu-buru dalam menjalin hubungan. Padahal hubungan yang sedang kita jalin belum tentu cukup kuat untuk berjalan ke arah yang kita inginkan.


• Menjadi public enemy
  
  Hati dan kepala yang dipenuhi cinta ternyata mampu mempengaruhi pekerjaan (atau pelajaran) dan persahabatan. Teman-teman dekat, yang biasanya jadi teman jalan bareng, bisa terabaikan karena sibuk berduaan dengan pacar. Kualitas pelajaran atau pekerjaan juga menurun drastis karena nggak bisa konsentrasi.

Jadi, ketika sedang jatuh cinta, sebaiknya kita tidak hanya melibatkan emosi, tapi juga menggunakan logika. Bila kita mampu menggabungkan keduanya, itu berarti cinta kita adalah cinta yang sehat.

Ajen Dianawati